Selasa, 21 November 2017

OBSERVASI PABRIK KERUPUK

1.      PENDAHULUAN
Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri dari kelas rumah tangga sampai dengan kelas menengah, sering pula dengan meningkatnya permasalahan lingkungan terutama dampak negatif yang ditimbulkannya. Untuk lingkup industri besar tersusun dalam dokumen yang disebut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dokumen ini menelaah dampak besar dan penting sekaligus rencana penanganan dan pemantauannya. Sedangkan untuk dampak kecil dan kurang penting tertuang dalam dokumen Upaya pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
Limbah cair industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan. Jumlah dan karakteristik air limbah industri bervariasi menurut jenis industrinya. Contohnya adalah industri kerupuk dan tepung terigu. Industri kerupuk dan tepung terigu mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton kerupuk atau tepung dihasilkan limbah sebanyak 1.000 – 3.000 Liter. Sumber limbah cair pabrik kerupuk berasal dari proses merendam, dan pemilahan sampai proses akhir.
Pada umumnya penanganan limbah cair dari industri ini cukup ditangani dengan system biologis, hal ini karena polutannya merupakan bahan organik seperti karbohidrat, vitamin, protein sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan secara biologis. Tujuan dasar pengolahan limbah cair adalah untuk menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-kadang juga untuk penyisihan unsur hara (nutrien) berupa nitrogen dan fosfor.
Pabrik Kerupuk seringkali belum ditangani secara baik sehingga menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Salah satunya dampak limbah-bau limbah cair dan padat. Limbah kerupuk mengandung protein tinggi sehingga konsekuensinya menimbulkan gas buang berupa Amoniak/ Nitrogen dan Sulfur yang tidak sedap dan mengganggu kesehatan. Sampai saat ini resiko bau ini masih belum ada jalan keluarnya sedangkan di sisi lainnya produk kerupuk sudah merupakan makanan favorit yang hampir harus selalu ada dalam konsumsi masyarakat kecil sampai dengan masyarakat golongan atas. Dampak negatif yang ditimbulkan pabrik kerupuk ini mengancam keberlangsungan usaha dan lebih lanjut terhadap ketersediaan kerupuk bagi masyarakat, karena terancam tutup / dilarang operasi. Jalan lain yang dapat dilakukan biasanya dengan melakukan relokasi pabrik yang bertakibat pada meningkatnya biaya produksi dan harga kerupuk.
Limbah industri kerupuk adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan krupuk maupun pada saat pencucian bawang putih. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada kerupuk itu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.
Dalam proses pembuatan kerupuk menghasilkan dua jenis limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat yang berasal dari kulit bawang putih, libah padat ini masih dapat diolah kembali menjadi karya seni atau dapat dimanfaatkan sebagai hiasan rumah seperti lukisan tempel dari kulit bawang dan lain sebagainya. Sendangkan limbah cair yang berasal dari air rendaman bahan baku pembuatan kerupuk maupun air dari sisa pencucian alat-alat yang telah dipakai.

1.      LOKASI DAN WAKTU
Untuk mendapatkan informasi dalam penyusunan laporan ini, kami melakukan beberapa observasi secara langsung maupun dengan wawancara kepada pengelola industri. Adapun observasi telah kami lakukan di pabrik kerupuk (skala UKM) di Desa Prayungan Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro. Pada hari Sabtu, 12 April 2014. Berdasarkan observasi saya, saya telah menemukan beberapa informasi mengenai pencemaran yang terjadi di sungai sekitar pabrik kerupuk tersebut.

1.      PROSES PENDIRIAN USAHA
Usaha kerupuk mawar yang dibangun sejak tahun 1990-an, berawal dari usaha kecil-kecilan dengan modal sedikit dan tempatnya juga masih di dalam rumah sendiri, tidak menggunakan tempat khusus seperti pabrik-pabrik lainnya. Saat melakukan penjualan pertama hanya mengisi warung-warung kecil yang membutuhkan kerupukan untuk lauk tambahan dan lain sebagainya. Dengan keliling dari warung ke warung lainnya agar kerupuk yang di buat bisa habis terjual. Seiring berjalannya waktu, usaha yang di bangun dengan usaha yang sungguh-sungguh ini semakin berkembang hingga akhirnya bisa membuat tempat usaha sendiri yang lebih besar dan layak untuk oprasional skala menengah. Bahkan usaha yang di bangun ini mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar sehingga memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan.
1.      JENIS PRODUK DAN KAPASITAS PRODUKSI
Jenis produk yang di jual hanya kerupuk mawar atau biasa disebut kerupuk blek oleh warga sekitar. Kapasitas yang di produksi melebihi dugaan karena banyak permintaan dari masyarakat. Dalam sehari bisa memproduksi lebih dari 10 kg kerupuk mentah yang siap goreng.
1.      DAMPAK POSITIF
·         Sebagai lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
·         Sebagai salah satu lauk yang dapat dibeli saat tidak punya banyak uang.
·         Masyarakat tidak perlu pergi jauh untuk membeli kerupuk, karena pabriknya dekat dan terdapat pada warung-warung.

1.      DAMPAK NEGATIF
Setelah melaksanakan kegiatan observasi, kami mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan pencemaran yang terjadi di perairan sekitar pabrik tersebut.
Air limbah merupakan air sisa dari suatu kegiatan yang biasanya dibuang ke sungai, sedangkan sungai merupakan salah satu sumber air bagi mahluk hidup seperti ikan, alga, plankton dll. Apabila jumlah air limbah yang dibuang melebii kemanpuan sungau intuk menerimanya, maka akan terjadi permasalahan lingkungan. Salah satu contoh adalah sungai Brantas  yang telah mengalami pencemaran air sungai yang disebabkan banyaknya air limbah yang masuk kedalam sungai yang berasal dari berbagai sumber pencemaran, baik limbah industri, domestik, rumah sakit, peternakan, pertanian, dan sebagainya (kominfo jatim).
Selain dapat mengangkat perekonomian masyarakat sekitar, keberadaan pabrik kerupuk tersebut juga menimbulkan pencemaran lingkungan, yaitu tercemarnya saluran air di sekitar lokasi pabrik. Hal ini terlihat dari sungai yang ada di dekat pabrik yang berwana hitam dan berbau busuk karena air limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai dan belum dilakukan pengolahan.
Limbah air yang dihasilkan dari produksi kerupuk ini berasal dari air pencucian bahan baku, air sisa pengolahan dan air untuk mencuci alat-alat setelah pembuatan kerupuk selesai. Selain itu limbah domestik dari warga sekitar pabrik juga memperburuk kondisi perairan di lokasi tersebut.
Untuk mengatasi pecematan tersebut maka ait limbah industri kerupuk harus diolah terlebih dahulu dan  salah  satu  teknologi  yang dapat diterapkan adalah lahan basah buatan atau rawa buatan. Sistem pengolahan air limbah ini menggunakan teknologi sederhana dengan pendekatan baru untuk menurunkan pencemaran lingkungan berdasarkan pemanfaatan tumbuhan air dan mikroorgansme. Proses pengoahan air tercemar pada rawa buatan merupakan sistem yang termasuk pengolahan alami, dimana terjadi aktivitas pengolahan sedimentasi, filtrasi, transfer gel, absorbsi, pengolahan kimiawi dan biologis, karena aktivitas mikroorganisme dalam tanah dan aktivitas tumbuhan (Metcalf, 1993).
Dampak negatif produksi kerupuk yang tidak diolah dapat mengganggu keadaan lingkungan sekitar diantaranya:
·         Keadaan air sungai menjadi kotor dan keruh.
·         Menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu pernapasan warga disekitarnya.
·         Banyak biota sungai yang mati
·         Air di sungai tempat pembuangan limbah  menjadi tergenang akibat sampah.
·         Warga yang mempergunakan air, banyak yang terkena penyakit gatal-gatal dan diare.
·         Merusak pemandangan / mengurangi nilai keindahan.
·         Mencemari sumur warga.
Selain terjadi pencemaran air, ternyata di daerah tersebut juga terjadi pencemaran udara. Penyebab-penyebab pencemaran udara dari pabrik kerupuk tersebut antara lain :
·         Asap dari penggorengan kerupuk.
·         Asap dari kayu bakar.
·          
Akibat-akibat yang muncul dari pencemaran udara, antara lain :
·         Terganggunya pernapasan.
·         Dinding-dinding pabrik berubah warna menjadi hitam akibat asap pembakaran kayu.
·         Menyebabkan sesak napas, mual, dan lain-lain.

KESIMPULAN
1)      Dampak negatif dari industri maupun rumah tangga akan selalu muncul, untuk itu dampak ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan efek yang lebih besar lagi.
2)      Sungai akan  selalu tercemar, apabila setiap industri yang membuang limbahnya tidak sesuai dengan persyaratan/baku mutu yang telah ditetapkan.
3)      Kegiatan pengelolah limbah dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu dengan pengelolaan limbah itu sendiri dan meminimalisir limbah.
 .    SARAN
1)      Pembangunan instalasi pengolahan air limbah sudah mutlak dan harus dimiliki oleh setiap industri untuk permasalahan diatas harus segera dibangun rawa buatan yang dapat menampung limbah cair pabrik untuk sementara hingga terjadi penurunan pencemaran di sungai yang di lakukan secara biologi oleh mikroorganisme maupun tanaman yang mampu mengabsorbsi limbah cair tersebut.
2)      Pengalaman-pengalaman negara maju dalam mengelola limbah dapat dijadikan contoh untuk diterapkan pada negara kita.
3)      Keseriusan dari semua pihak sangat diperlukan agar limbah industri yang ada benar-benar tidak mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia, kalau hal ini tidak kita mulai dari sekarang maka akan sama-sama kita lihat bahaya apa yang akan muncul ke depan yang menghadang kita.
4)      Penegakan hukum dan etika bisnis harus betul-betul dijalankan dengan tegas dan sebaik-baiknya.


Minggu, 19 November 2017

Penanggulangan Terhadap Pencemaran Air

 

                                                                BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan air untuk memasak, mandi, minum, mencuci baju, dan lain-lain. Air yang baik kita gunakan harus memiliki ciri – ciri tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun. Tetapi di Indonesia kita banyak menjumpai banyak sekali sungai yang keruh dan berbau yang banyak sekali bercampur dengan limbah rumah tangga dan juga bercampur dengan limbah industry. Air yang demikian itu sering disebut dengan air kotor atau air yang terpolusi. Air yang tercemar banyak mengandung zat – zat berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan bila dikonsumsi oleh manusia.
            Namun bagi masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari – hari untuk kelangsungan kehidupan mereka. Mereka juga kurang mengetahui dan kurang memahami dan juga kurang peduli dengan kandungan air tersebut.

B. Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian pencemaran air ?
  2. Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air ?
  3. Bagaimana ciri-ciri air sungai tercemar.?
  4. Bagaimana cara mengelola limbah air.?
  5. Bagaimana dampak terhadap masyarakat dan lingkungan.?
C. Tujuan Penulisan Makalah
  1. Untuk mengetahui sumber penyebab pencemaran air.
  2. Untuk mengetahui dampak pencemaran air terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
  3. Untuk mengetahui cara mengelola pencemaran air.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Air
          Salah satu dampak negative dari
kemajuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya pencemaran. Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Definisi ini sesuai dengan pengertian pencemaran pada (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982.            
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danausungailautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.

B. Penyebab Pencemaran Air di Sungai Mandonga Kota Kendari
            Penyebab terjadinya pencemaran air di daerah aliran sungai mandongga di sebabkan aktivitas manusia yang meliputi kegiatan rumah tangga berupa sampah organic dan anorganik yang meliputi limbah comberan(sewage), pertanian, perternakan, dan limbah plastic. Ataupun partikulat – partikulat hasil atau endapan erosi aliran air.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Menurut keadaan lapangan yang kami teliti di daerah aliran sungai Mandonga pencemaran air disebabkan oleh :
  1. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
  2. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berattoksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
  3. Pencemaran air oleh sampah seperti sampah organik dan sampah non organik.
  Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar oksigen terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organik maupun an organik yang dibuang kesungai terus menerus, selain mencemari air, terutama dimusim hujan akan mengakibatkan banjir.
  Air adalah unsur alam yang penting bagi makhluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran – aliranya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Pencemaran air terjadi karena kurangnya rasa disiplin masyarakat.

C. Ciri-Ciri Air Tercemar di Sungai Mandonga
 Ciri-ciri air yang mengalami polusi/tercemar sangat bervariasi karena tergantung dengan jenis air dan polutan yang terkandung didalamnya. Ciri- ciri air sungai Mandonga tercemar adalah sebagai berikut :
  1. Berbau, di sungai Mandonga bau dari air sungai berbau amis dan busuk.
  2. Berwarna, di daerah aliran sungai Mandonga warna dari air coklat kehitaman ini diakibatkan dari sampah organik seperti limbah comberan, limbah sisa-sisa makanan masyarakat, limbah tumbuhan dan non organik seperti limbah plastik, limbah minyak dan limbah detergen.
  3. Berasa, pada umumnya air normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa asin pada air laut.
D. Pengelolaan Air Sungai
1. Pencegahan Pencemaran Sungai
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran sungai :
a.         Penggunaan detergen secukupnya,
  1. Tidak mebuang sampah ke sungai
  2. Membuat TPS (tempat pembuangan sementara) dengan jumlah yang banyak agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai.
  3. Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya,
  4. Pengomposan sampah organik,
  5. Pendaurulangan sampah anorganik.

2. Penanggulangan Pencemaran Air Sungai  
  Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).
  Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis.
a.        Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan
b.      penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri.     Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara:
  1. Mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu.
  2. Mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.
  3. Memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya.
  4. Bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir. Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.
  5. Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang bijaksana. Sebagai contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah nantinya akan menjadi sumber bencana yang persisten, eksplosif, korosif dan beracun atau degradable (dapat didegradasi alam)? Apakah barang yang kita konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan aman bagi makhluk hidup dan lingkungan.
  6. Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar.
  7. Segi kebijakan atau peraturanpun mengenai pencemaran air ini telah ada. Bila kita ingin benar-benar hal tersebut dapat dilaksanakan, maka penegakan hukumnya harus dilaksanakan pula.
 Pada akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang harus ditetapkan, secara sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat pencemaran dimanapun kita berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan lebih efektif dan bijaksana.
 Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.
E. Dampak dari Akibat Pencemaran Air di Sungai Mandonga Kota Kendari
1.      Dampak Bagi Masyarakat Sekitar
  Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapat menyebabkan kanker.
  Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai Mandongga, di Teluk Kendari dan juga laut. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan  yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal. Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
a.                   Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,
b.      Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
c.       Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri,
d.      Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.
B. Dampak Terhadap ekstetika Lingkungan
  Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Bahan atau logam berbahaya seperti arsenat, benzon, timah, dan lain – lain dapat merusak organ tubuh manusia dan menyebabkan kanker. Akibat yang ditimbulkan polusi air dalam zangua pasang adalah kanker dan kelahiran bayi cacat.
B. Saran
      Saran yang penulis akan sampaikan adalah sebagai berikut :
  1. Jangan membuang sampah ke sungai , buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
  2. Jagalah air dilingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air.
  3. Sebaiknya kita harus berhati-hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak.
  4. Jangan membuang sampah ke sungai dan jika terjadi pencemaran penimbunan sampah di sungai akan mengakibatkan banjir.